Pengertian Pencak Silat, Aspek Mental Spiritual, Seni Budaya, Bela Diri, Olah Raga, Gerakan, Tendangan, Elakan, Tangkisan
Kamu tentu tahu bahwa salah satu warisan kebudayaan Indonesia adalah pencak silat. Sejak zaman dahulu, jenis olahraga ini telah dikenal oleh seluruh masyarakat se-Asia Tenggara, bahkan sekarang oleh seluruh dunia ini. Olahraga ini sering dijadikan alat untuk membela diri. Akan tetapi, seiring perkembangan zaman, seni bela diri pencak silat juga kerap dijadikan sebagai suatu pertunjukan atau hiburan. Hal itu karena, terdapat unsur estetika yang dominan di dalam olahraga pencak silat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai seni bela diri pencak silat.
Pengertian Pencak Silat
Kata pencak silat merupakan kata majemuk yang terdiri atas pencak dan silat. Kata pencak dan silat mempunyai pengertian yang hampir sama. Kata pencak berarti gerak serang bela diri berupa tari dan irama dengan peraturan (adat kesopanan) dan biasa dipertunjuklcan. Sedangkan kata silat diartikan inti sari pencak untuk berkelahi membela diri dan tidak dapat dipertunjukkan. Gabungan kedua kata tersebut menjadi kata pencak silat mengandung arti seni bela diri yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam menghadapi tantangan berupa alam, binatang, atau manusia. Kata pencak biasa digunalcan oleh masyarakat Pulau Jawa, Madura, dan Bali. Sedangkan kata silat biasa digunakan oleh masyarakat di Pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand (bagian Selatan), dan Filipina.
Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk dilakulcan pada tahun 1948 di Surakarta. Pada saat itu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan pencak dan perguruan silat di Indonesia, yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Sejak saat itu pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Demikian pula halnya dengan perguruan-perguruan di berbagai negara yang mengaj arkan pencak silat asal Indonesia juga menggunakan istilah pencak silat.
Di dunia internasional, pencak silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisansi Federasi Internasional. Organisasi itu diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa, yang disingkat PERSILAT. Persilat didirikan pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata pencak dan silat masih digunakan secara terpisah.
Penggabungan kata pencak dan silat menjadi kata majemuk dilakulcan pada tahun 1948 di Surakarta. Pada saat itu dibentuk suatu organisasi persatuan dari perguruan pencak dan perguruan silat di Indonesia, yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Sejak saat itu pencak silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Demikian pula halnya dengan perguruan-perguruan di berbagai negara yang mengaj arkan pencak silat asal Indonesia juga menggunakan istilah pencak silat.
Di dunia internasional, pencak silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Organisansi Federasi Internasional. Organisasi itu diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa, yang disingkat PERSILAT. Persilat didirikan pada tanggal 11 Maret 1980 di Jakarta. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata pencak dan silat masih digunakan secara terpisah.
Aspek-Aspek dalam Pencak Silat
Ada empat aspek utama dalam pencak silat, yaitu aspek spritual, aspek seni budaya, aspek bela diri, dan aspek olahraga.
a. Aspek Mental Spiritual
Pencak silat bersifat membangun dan mengembangkan kepribadian maupun karakter seseorang. Para pendekar dan guru pencak silat zaman dahulu sering melakukan berbagai tahapan. Misalnya, semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
b. Aspek Seni Budaya
b. Aspek Seni Budaya
Seni budaya dalam pencak silat merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Umumnya istilah pencak menggambarkan bentuk seni budaya suatu kelompok masyarakat. Hal ini terlihat pada musik maupun busana tradisional yang dilcenakan seorang pesilat.
c. Aspek Bela Diri
Kepercayaan dan ketekunan diri sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat. Seseorang yang menguasai pencak silat diharapkan mampu melindungi diri atau menyerang lebih dahulu.
d. Aspek Olahraga
Arti aspek olahraga dalam silat adalah aspek fisik. Dalam pencak silat aspek ini sangat penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olahtubuh. Kompetisi adalah bagian aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk pertandingan tunggal, ganda, atau beregu.
c. Aspek Bela Diri
Kepercayaan dan ketekunan diri sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat. Seseorang yang menguasai pencak silat diharapkan mampu melindungi diri atau menyerang lebih dahulu.
d. Aspek Olahraga
Arti aspek olahraga dalam silat adalah aspek fisik. Dalam pencak silat aspek ini sangat penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olahtubuh. Kompetisi adalah bagian aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk pertandingan tunggal, ganda, atau beregu.
Gerakan dalam Pencak Silat
Dalam pencak silat, terdapat bermacam-macam gerakan. Misalnya, tendangan, elakan, dan tangkisan. Gerakan tendangan juga bervariasi. Salah satu di antaranya tendangan T.
1. Tendangan T
1. Tendangan T
Tendangan T adalah tendangan yang menggunakan sebelah kaki dan tungkai. Arah tendangan ini lurus ke kiri atau kanan. Biasanya tendangan ini digunakan untuk serangan ke samping. Pusat tendangan ada pada tumit, telapak kaki, dan sisi luar telapak kaki. Sasaran dari tendangan T adalah seluruh bagian tubuh.
Ada bermacam-macam tendangan T, antara lain tendangan T tumit, tendangan T telapak kaki, dan tendangan T sisi luar telapak kaki.
a. Tendangan T TumitTendangan T tumit adalah tendangan T yang perkenaannya meng-gunakan tumit. Sikap dan gerakan tendangan T tumit, seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Tendangan T tumit (a) posisi awal, (b) tampak sisi kiri |
b. Tendangan T Telapak Kaki
Tendangan T telapak kaki adalah tendangan T yang perkenaannya menggunakan telapak kaki. Sasaran dari tendangan ini adalah perut. Sikap dan gerakan tendangan T telapak kaki, seperti terlihat pada Gambar 4.2.
c. Tendangan T Sisi Luar Telapak Kaki
Tendangan T sisi luar telapak kaki adalah tendangan T yang perkenaannya menggunakan sisi luar telapak kaki. Sasaran dari tendangan ini adalah perut dan dada. Sikap dan gerakan tendangan T sisi luar telapak kaki, seperti terlihat pada Gambar 4.3.
2. Elakan
Pembelaan merupakan prinsip utama dalam olahraga pencak silat. Oleh karena itu, perlu diperkuat landasannya terlebih dahulu. Dasar-dasar elakan dan tangkisan harus dikuasai karena akan memperkuat pembelaan alctif dengan serangan balasan dan teknik-teknilcnya.
Elakan atau hindaran adalah usaha pembelaan dengan cara memindahkan sasaran terhadap arah serangan lawan. Sasaran yang dimaksud di sini adalah bagian badan yang menjadi tujuan serangan lawan. Elakan mempunyai unsur:
a. kuda-kuda (sikap kaki),
b. sikap tubuh, dan
c. sikap tangan.
Bentuk-bentuk elakan dalam pencak silat terbagi menjadi dua macam, yaitu elakan ke arah enam penjuru mata angin dan elakan setempat.
a. Elakan ke Arah Enam Penjuru Mata Angin
Jenis elakan ini dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu sebagai berilcut.
- Mengelak dengan memindahkan kaki dan posisi tubuh menghadap lawan. Elakan ini biasa disebut elak hadap karena posisi tubuh menghadap lawan.
- Mengelak dengan memindahkan kaki dan posisi tubuh menyamping terhadap lawan. Elakan ini biasa disebut elak sisi.
- Mengelak dengan cara mengangkat kaki. Elakan ini biasa disebut elak angkat kaki.
- Mengelak dengan memindahkan kaki secara menyilang. Elakan ini biasa disebut elak kaki silang.
b. Elakan Setempat
Elakan setempat terbagi atas elakan bawah, atas, samping, dan belakang.
1) Elakan bawah
Karakteristik dari elakan bawah adalah sebagai berikut.
Karakteristik dari elakan bawah adalah sebagai berikut.
- Menghindarkan diri dari serangan lawan pada bagian badan sebelah atas.
- Merendahkan diri dengan sikap tnngkai kaki ditekuk tanpa memindah-kan letak telapak kaki.
- Elakan disertai dengan sikap tubuli dan tangan yang selalu waspada.
2) Elakan atas
Karakteristik dari elakan atas adalah sebagai berikut.
- Menghindarkan diri dari serangan lawan pada bagian badan sebelah bawah.
- Mengangkat kedua kaki dengan sikap tungkai ditekuk.
- Elakan disertai dengan sikap tubuh dan tangan yang selalu waspada.
3) Elakan samping
Karakteristik dari elakan samping adalah sebagai berikut.
Karakteristik dari elakan samping adalah sebagai berikut.
- Menghindarkan diri dari serangan lurus depan, atas, dan samping.
- Memindahkan badan ke samping dengan mengubah sikap tungkai kuda-kuda.
- Elakan disertai dengan sikap tubuh dan tangan yang selalu waspada.
4) Elakan belakang
Karakteristik dari elakan belakang adalah sebagai berikut.
Karakteristik dari elakan belakang adalah sebagai berikut.
- Mengelakkan diri dengan serangan lurus depan dan samping.
- Memindahkan badan ke belakang dari sikap kuda-kuda depan.
- Elakan disertai dengan sikap tubuh dan sikap tangan yang selalu waspada.
3. Tangkisan
Tangkisan adalah usaha pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan. Tangkisan bertujuan untuk:
a. membendung atau menahan serangan, dan
b. mengalihkan serangan dari lintasan.
Sikap menangkis haras disertai sikap kuda-kuda dan sikap tubuh dengan menggunakan:
a. satu lengan,
b. siku,
c. dua lengan, dan
d. kaki.
Berdasarkan banyaknyabentuk dan arah lintasan serangan maka tangkisan dapat divariasikan dengan posisi berikut.
a. Tangkisan dengan posisi tinggi atau rendah.
b. Tangkisan dengan tangan terbuka atau mengepal.
c. Tangkisan dengan arah ke dalam atau ke luar.
Tangkisan mengandung unsur-unsur berikut, yaitu
a. sikap tangan atau kaki,
b. sikap kuda-kuda, dan
c. sikap tubuh.
a. Tangkisan Satu Lengan
Tangkisan satu lengan terbagi atas:
1) tangkisan luar,
2) tangkisan dalam,
3) tangkisan atas, dan
4) tangkisan bawah.
Tangkisan adalah usaha pembelaan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan. Tangkisan bertujuan untuk:
a. membendung atau menahan serangan, dan
b. mengalihkan serangan dari lintasan.
Sikap menangkis haras disertai sikap kuda-kuda dan sikap tubuh dengan menggunakan:
a. satu lengan,
b. siku,
c. dua lengan, dan
d. kaki.
Berdasarkan banyaknyabentuk dan arah lintasan serangan maka tangkisan dapat divariasikan dengan posisi berikut.
a. Tangkisan dengan posisi tinggi atau rendah.
b. Tangkisan dengan tangan terbuka atau mengepal.
c. Tangkisan dengan arah ke dalam atau ke luar.
Tangkisan mengandung unsur-unsur berikut, yaitu
a. sikap tangan atau kaki,
b. sikap kuda-kuda, dan
c. sikap tubuh.
a. Tangkisan Satu Lengan
Tangkisan satu lengan terbagi atas:
1) tangkisan luar,
2) tangkisan dalam,
3) tangkisan atas, dan
4) tangkisan bawah.
b. Tangkisan Siku
Tangkisan siku terbagi atas:
1) tangkisan siku dalam, dan
2) tangkisan siku luar.
1) tangkisan siku dalam, dan
2) tangkisan siku luar.
c. Tangkisan Dua Lengan
Tangkisan dua lengan terbagi atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Tangkisan sejajar.
2) Tangkisan membelah, terbagi atas:
a) tangkisan membelah tinggi;
b) tangkisan membelah rendah.
3) Tangkisan silang, terdiri atas:
a) tangkisan silang tinggi;
b) tangkisan silang rendah.
4) Tangkisan buang samping
d. Tangkisan Kaki
Tangkisan dua lengan terbagi atas empat jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Tangkisan sejajar.
2) Tangkisan membelah, terbagi atas:
a) tangkisan membelah tinggi;
b) tangkisan membelah rendah.
3) Tangkisan silang, terdiri atas:
a) tangkisan silang tinggi;
b) tangkisan silang rendah.
4) Tangkisan buang samping
d. Tangkisan Kaki
Tangkisan kaki terbagi atas:
1) tangkisan tutup samping,
2) tangkisan tutup depan,
3) tangkisan tutup buang luar, dan
4) tangkisan busur luar atau dalam.
1) tangkisan tutup samping,
2) tangkisan tutup depan,
3) tangkisan tutup buang luar, dan
4) tangkisan busur luar atau dalam.