Pengertian Lempar Lembing, Teknik Dasar Olahraga Lempar Lembing, Gaya Finlandia, Gaya Amerika, Teknik Membawa Lembing, Tahap Melempar dan Melepaskan Lembing

Olahraga lempar lembing merupakan salah satu cabang olahraga yang terdapat dalam atletik. Jenis olahraga ini menuntut adanya kecepatan berlari dalam melakukan lemparan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai olahraga lempar lembing.

Pengertian Lempar Lembing

Lembing adalah sebuah alat dalam salah satu nomor atletik. Lembing berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam di salah satu ujungnya. Melempar adalah melakukan gerakan menolak atau mendorong, seperti membuang sesuatu dari tangan.

Sedangkan dalam proses melempar, terjadi pengaliran tenaga dari tangan terhadap media yang dipegang tangan. Dengan demikian, lempar lembing dapat diartikan melakukan gerakan untuk mendorong atau melepaskan lembing dari tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan.

Teknik Dasar Olahraga Lempar Lembing

Teknik lempar lembing harus dikuasai jika ingin melakukan gerakan lempar lembing secara sempurna. Teknik-teknik tersebut, antara lain memegang lembing, membawa lembing, dan sikap awalan.

Ada dua teknik atau gaya memegang lembing, yaitu gaya Finlandia dan gaya Amerika.

a. Gaya Finlandia

Pada gaya Finlandia, ibu jari lurus dan jari tengah melingkar pada pegangan lembing di bagian tepi belakang. Jari telunjuk lurus memegang lembing di belakang pegangan, segaris dengan lengan. Dua jari lainnya, berimpit agak renggang dan melingkari pegangan lembing. Dengan teknik ini, tarikan pada bagian tepi belakang pegangan lembing akan dilakukan oleh jari tengah, seperti terlihat pada Gambar Berikut.

Pegangan Lembing Gaya Finlandia

b. Gaya Amerika


Jari telunjuk memegang bagian tepi belakang pegangan lembing. Ibu jari yang dalam keadaan lurus diletakkan pada bagian belakang tepi pegangan lembing. Tiga jari lainnya berimpit renggang dengan jari telunjuk memegang pada pegangan lembing. Dengan teknik ini, jari yang memegang peranan dalam melempar lembing adalah jari telunjuk, seperti terlihat pada Gambar. 

Pegangan Lembing Gaya Amerika
Gaya yang dipilih atlet pelempar lembing harus dapat memberikan pegangan yang nyaman pada lembing. Sehingga dapat mengendalikan jalan dan arah lemparan dengan tepat, dan menyalurkan tenaga pada lemparan dengan tepat pula.

2.  Teknik Membawa Lembing


Ada tiga teknik membawa lembing ketika melakukan awalan, yaitu sebagai berikut.

a.  Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing mengarah serong ke atas. Teknik ini umumnya digunakan oleh atlet yang menggunakan awalan dengan gaya Amerika (American hop). Perhatikan Gambar 3.3 (a).

b. Lembing dibawa di depan bahu dengan mata lembing mengarah serong ke bawah. Teknik ini banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan awalan gaya Finlandia.
Perhatikan Gambar 3.3 (b).

awalan gaya Finlandia

c. Lembing berada di bawah, sehingga lengan kanan atlet yang memegang lembing harus lurus ke bawah. Dengan demikian, arah mata lembing menjadi serong ke atas dan ekornya mengarah ke bawah. Teknik ini dimaksudkan agar memudahkan pelempar dalam memperoleh posisi siap untuk melakukan lemparan setelah melakukan awalan. Perhatikan Gambar 3.3 (c).
Penggunaan teknik pertama dan lcedua tidak mengganggu kecepatan awalan. Hal itu lcarena lembing dapat digerakkan ke depan dan ke belakang seirama dengan langkah kaki. Pada awalnya, lembing dibawa. Kemudian, lengan diluruskan ke belakang untuk memperoleh sikap siap dalam melempar. Teknik seperti ini memerlukan suatu keterampilan khusus. 
Sedangkan pada teknik ketiga, pelempar menggunakan kecepatan lari dan mudah memperoleh sikap siap dalam melempar. Hal itu karena lembing sudah berada di bawah. Teknik ketiga cocok bagi seorang pelempar pemula.

3. TahapAwalan


Tahap awalan pada lempar lembing dapat dilakukan dengan gaya Finlandia dan gaya Amerika. Pada gaya Finlandia menggunakan langkah silang, sedangkan pada gaya Amerika menggunakan langkah jingkat.

a. Gaya Finlandia


Tahap awalan gaya Finlandia banyak digunakan oleh para juara Olimpiade. Untuk berada pada posisi lempar, awalan diakhiri dengan langkah silang. Sedangkan untuk memperoleh ketepatan awalan, perlu digunakan tanda-tanda (check marks). Hal itu dilakukan agar langkah-langkah dapat selalu tepat dalam tanda-tanda yang telah dipasang. Contoh pengaturan langkah awalan gaya Finlandia, seperti terlihat pada Gambar 3.4

Gaya Finlandia
Awalan gaya Finlandia dilakukan dengan kaki sej aj ar pada tanda ketiga (tanda ditempatkan di sebelah kiri lintasan awalan). Lembing dipegang di depan bahu, dan arah mata lembing serong ke bawah. Langkah pertama awalan menggunakan kaki kiri, dan kecepatan lari menggunakan Vi tenaga. Sewaktu berlari, lembing dibawa dengan diayunkan sesuai irama kaki. Yakni, lembing ke atas jika kaki kanan maju dan lembing diayunkan ke bawah jika kaki kiri maju. Tekanan jari-jari pada lembing tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.

Pada langkah kelima, kaki kiri jatuh pada tanda kedua, dan mulai menambah kecepatan awalan dengan menggunakan 7/8 tenaga. Pada langkah kedelapan setelah tanda kedua, kaki kiri tepat pada tanda pertama ketika dimulainya persiapan langkah silang. Lembing mulai ditarik ke belakang agar berada pada posisi lempar.
Lima langkah terakhir terdiri atas empat langkah persiapan untuk memperoleh posisi lompat. Sedangkan satu langkah terakhir merupakan langkah yang mengikuti lepasnya lembing. Berikut sikap badan pada empat langkah sebelum langkah terakhir.
  1. Langkah pertama, kaki kanan menapak dengan ujung kaki untuk menuju arah lemparan. Posisi lembing sudah ditarik ke belakang.
  2. Langkah kedua, kaki kiri melangkah ke muka. Ujung kaki kiri sedikit diputar ke kanan dan lembing sudah berada di belakang dengan lengan lurus. Badan berputar ke kanan mengikuti tarikan lembing ke belakang.
  3. Langkah ketiga, kaki kanan ke depan yang merupakan langkah silang. Hal ini disebabkan badan sudah berputar ke kanan, sehingga langkahnya menjadi silang. Ujung kaki kanan menapak serong ke kanan.
  4. Langkah keempat, kaki kiri dilangkahkan lebar ke depan. Badan condong ke belakang, lengan lurus terjulur ke belakang, kaki kanan sedikit ditekuk agar dapat menolak dengan kuat. Posisi ini adalah merupakan posisi lempar. Lembing membentuk sudut lebih kurang 40°.

b.  Gaya Amerika


Gaya lempar lembing Amerika menggunakan kecepatan awalan harus dapat dimanfaatkan seefisien mungkin untuk mendorong lemparan pada lembing dengan berhenti secara mendadak. Dalam hal ini hanya menggunakan sekali jingkat ketika dalam posisi lempar. Gaya ini mudah dipelajari karena sangat sesuai untuk pemula.

Untuk memperoleh kecepatan awalan dalam gaya Amerika perlu digunakan tanda-tanda (check marks). Apabila pengaturan langkah awalan dalam gaya Finlandia diterapkan pada gaya Amerika, maka awalannya dilakukan seperti terlihat Gambar 3.5.
Gaya lempar lembing Amerika menggunakan kecepatan awalan
 Pengaturan langkah dapat ditentukan menurut kebiasaan dan gaya masing-masing pelempar. Demikian juga penggunaan tanda-tandanya. Ada yang memakai dua tanda saja, yakni tanda untuk permulaan awalan dan tanda langkah silang atau langkah jingkat. Penempatan tanda-tanda langkah, baik pada kaki kanan atau kaki kiri, disesuaikan dengan panjangnya awalan.

Untuk awalan gaya Amerika, gerakan langkahnya dapat direncanakan seperti tertera pada Gambar 3.5, dengan menggunakan variasi langkah 5 - 8 - 4. Posisi awalnya, berdiri dengan kaki sejajar, dan lembing dibawa ke atas bahu kanan dengan mata lembing menghadap serong ke atas, serta pandangan lurus ke depan. Posisi lengan kiri harus diangkat ke depan dengan siku sedikit ditekuk.

Langkah pertama menggunakan kaki kiri. Kecepatan lari langkah pertama sampai lima menggunakan lA tenaga. Delapan langkah berikutnya, kecepatan ditingkatkan dengan menggunakan tenaga. Selama lembing dibawa dengan berlari, lembing harus diayunkan ke depan dan ke belakang searah dengan arah mata lembing dan langkah kaki.  
Empat langkah terakhir gaya Amerika terdiri atas tiga langkah untuk memperoleh posisi melempar. Langkah terakhir atau langkah keempat merupakan langkah yang mengikuti lepasnya lembing. Misalnya,
  1. Langkah pertama, kaki kanan menapak bersama ujung kaki yang menghadap arah lempar, dan lembing ditarik ke belakang disertai dengan badan yang memutar ke kanan dan mulai condong ke belakang.
  2. Langkah kedua, kaki kanan berjingkat, dan lembing berada di belakang dengan lengan lurus. Posisi badan menghadap ke kanan penuh dan condong ke belakang, yang berada pada posisi lempar.
  3. Langkah ketiga, kaki kiri dilangkahkan ke depan bersamaan dengan dimulainya gerakan melempar.

Tahap Melempar dan Melepaskan Lembing

Ketentuan lemparan dan lepasnya lembing adalah sebagai berikut.
  1. Kaki kanan menolak kuat, dibantu dengan kaki kiri yang mengangkat panggul ke depan atas, disertai dengan panggul dan badan diputar ke kiri. Lengan kiri terangkat di depan dada, lalu digerakkan ke samping kiri. Kepala menghadap ke arah lemparan dan pandangan agak ke atas.
  2. Dengan didahului siku kanan, lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dengan sudut lemparan kurang dari 40°. Pada saat melempar, badan dicondongkan ke depan mengikuti ayunan lengan. Lepasnya lembing kira-kira di depan atas dari bahu kanan.

Gerakan Lanjutan


Lepasnya lembing diikuti kaki kanan melangkah ke depan. Tahap ini merupakan langkah kelima pada gaya Finlandia atau langkah lceempat pada gaya Amerika. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri digerakkan ke belakang. Kaki kiri tetap terangkat untuk memberikan keseimbangan pada kaki kanan yang harus berjingkat dalam mengerem lajunya awalan. Di samping itu, lengan juga ikut menjaga keseimbangan badan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 3.6!

Gerakan Lanjutan

Kesalahan dalam Olahraga Lempar Lembing

Hasil lemparan menjadi kurang maksimal apabila lembing dipegang terlalu erat atau dipegang dengan cara yang tidak sesuai. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kesalahan dalam melempar lembing, terutama pada tahap awalan dan tahap melempar.

1. Tahap Awalan

Pada tahap awalan, ada beberapa kesalahan yang dapat terjadi, yaitu sebagai berikut.
  • Pelempar kurang cepat berlari.  Hal ini dapat terjadi karena pelempar belum terbiasa berlari sambil    membawa lembing. Di samping itu, lembing dibawa berlari tanpa    ayunan yang serasi    dengan langkah lari, sehingga menghambat kecepatan awalan. Oleh sebab itu, pada waktu mendekati langkah silang atau langkah jingkat, pelempar harus mengurangi kecepatannya atau berhenti.
  • Saat berada pada posisi lempar, badan condong ke depan karena dorongan kecepatan awalan, sehingga berat badan berada di kaki kiri. Gerakan ini tidak memungkinkan melakukan lemparan dengan tenaga penuh. Hal ini disebabkan kaki kiri kurang melangkah lebar.
  • Kaki kanan kurang ditekuk.
  • Badan kurang condong ke belakang dan lengan kurang lurus ke belakang. Akibatnya, tarikan lembing tidak segaris dengan arah lemparan, sehingga mata lembing mengarah serong ke luar.

2. Tahap Melempar


Ada beberapa kesalahan yang dapat terjadi pada tahap melempar, yaitu sebagai berikut.
  • Tolakan kaki kanan kurang kuat.
  • Gerakan melempar melalui tolakan kaki dan putaran badan.
  • Lemparan lembing tidak melalui atas bahu, melainkan melalui samping bahu.
  • Sudut lemparan terlalu besar atau terlalu kecil.
  • Setelah melempar, kaki kanan tidak melangkah ke depan, tetapi tetap diam di belakang yang dapat menghambat jauhnya lemparan.
  • Jari-jari tangan kurang berfungsi untuk mengendalikan jalannya lembing, sehingga kemungkinan lembing tidak dapat menancap.
  • Keseimbangan badan kurang dapat dipelihara, sehingga badan keluar dari batas lemparan.